SWOT Ungkap Potensi, BCL Siap Bersinar Kembali

Temanggung, 9 Agustus 2024 – Wisata Banyu Ciblon Lestari (BCL), sebuah destinasi wisata yang terletak di Desa Tlogowero, Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung tengah bergeliat bangkit pasca pandemi COVID-19. Tidak hanya mengandalkan upaya pemerintah desa, namun juga berkat inisiatif dari mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang ditempatkan di desa tersebut. Mahasiswa KKN melihat potensi besar yang dimiliki BCL dan ingin turut serta berkontribusi dalam pengembangannya. Bersama-sama dengan masyarakat setempat, mahasiswa KKN telah menyusun sebuah modul perencanaan yang komprehensif untuk membangkitkan kembali daya tarik wisata BCL. 

Modul Perencanaan Komprehensif

Modul perencanaan yang disusun oleh mahasiswa KKN mencakup berbagai aspek, antara lain:

  • Analisis SWOT: Melakukan analisis terhadap kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi oleh BCL.

  • Peningkatan Infrastruktur: Mengusulkan perbaikan dan penambahan fasilitas wisata, seperti jalan akses, tempat parkir, toilet, dan spot foto yang menarik.

  • Pengembangan Produk Wisata: Mengembangkan berbagai produk wisata baru yang unik dan menarik, seperti paket wisata edukasi, wisata kuliner, atau wisata petualangan.

  • Pemasaran Digital: Memanfaatkan platform media sosial dan digital marketing untuk mempromosikan BCL kepada target pasar yang lebih luas.

  • Pelatihan Sumber Daya Manusia: Memberikan pelatihan kepada masyarakat setempat mengenai pengelolaan wisata, pelayanan pelanggan, dan pembuatan produk kerajinan tangan.

  • Keterlibatan Masyarakat: Melibatkan masyarakat dalam setiap tahap pengembangan BCL untuk menciptakan rasa memiliki dan tanggung jawab bersama.

Analisis SWOT Ungkap Potensi dan Tantangan

Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa Banyu Ciblon memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata unggulan. Beberapa strength yang dimiliki antara lain keindahan alam yang masih asri, keunikan sumber mata air, serta potensi pengembangan wisata berbasis edukasi. Namun, terdapat pula beberapa weaknesses seperti kurangnya fasilitas pendukung, serta promosi yang belum maksimal. Melihat opportunities yang ada, para mahasiswa KKN berfokus pada pengembangan berbagai program inovatif. Beberapa di antaranya adalah:

  • Pengembangan infrastruktur: Membangun jalur trekking yang lebih baik, menyediakan tempat istirahat, dan membangun toilet umum yang bersih.

  • Promosi wisata: Membuat website dan media sosial untuk mempromosikan Banyu Ciblon, serta bekerja sama dengan pelaku wisata lokal.

  • Pelatihan masyarakat: Memberikan pelatihan kepada masyarakat setempat mengenai pengelolaan wisata yang berkelanjutan dan pembuatan produk UMKM berbasis potensi lokal.

  • Program edukasi: Mengadakan kegiatan edukasi lingkungan untuk pengunjung, seperti penanaman pohon dan menjaga lingkungan sungai.

Kolaborasi yang Membawa Harapan

Kolaborasi antara mahasiswa KKN, pemerintah desa, dan masyarakat setempat diharapkan dapat membawa dampak positif bagi pengembangan BCL. Dengan adanya modul perencanaan yang komprehensif ini, diharapkan BCL dapat menjadi destinasi wisata yang lebih menarik, berkelanjutan, dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

"Stephen, salah satu mahasiswa KKN, mengungkapkan rasa antusiasmenya dalam proyek ini. "Kami berharap modul perencanaan yang kami buat dapat menjadi pedoman dalam pengembangan BCL kedepannya. Kami ingin BCL menjadi destinasi wisata yang membanggakan bagi masyarakat Tlogowero," ujarnya.

Bapak Viking Sudaryo selaku kepala desa  menyambut baik inisiatif dari mahasiswa KKN. "Kehadiran mahasiswa KKN sangat membantu kami dalam mengembangkan potensi wisata desa. Kami berharap kerjasama ini dapat terus berlanjut dan membawa dampak positif bagi masyarakat," ungkapnya.

Untuk mendukung kegiatan membangkitkan kembali wisata BCL, mahasiswa KKN bersama dengan pengurus serta masyarakat desa telah bersama-sama membenahi kembali wisata BCL agar segera dapat dibuka kembali untuk umum. Harapan nya setelah program KKN ini selesai, pengembangan kembali wisata BCL ini dapat terus berjalan dan menjadikan wisata BCL kembali bersinar. 

 

Kolaborasi yang Membawa Harapan

Kolaborasi antara mahasiswa KKN, pemerintah desa, dan masyarakat setempat diharapkan dapat membawa dampak positif bagi pengembangan BCL. Dengan adanya modul perencanaan yang komprehensif ini, diharapkan BCL dapat menjadi destinasi wisata yang lebih menarik, berkelanjutan, dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

"Stephen, salah satu mahasiswa KKN, mengungkapkan rasa antusiasmenya dalam proyek ini. "Kami berharap modul perencanaan yang kami buat dapat menjadi pedoman dalam pengembangan BCL kedepannya. Kami ingin BCL menjadi destinasi wisata yang membanggakan bagi masyarakat Tlogowero," ujarnya.

Bapak Viking Sudaryo selaku kepala desa  menyambut baik inisiatif dari mahasiswa KKN. "Kehadiran mahasiswa KKN sangat membantu kami dalam mengembangkan potensi wisata desa. Kami berharap kerjasama ini dapat terus berlanjut dan membawa dampak positif bagi masyarakat," ungkapnya.

Untuk mendukung kegiatan membangkitkan kembali wisata BCL, mahasiswa KKN bersama dengan pengurus serta masyarakat desa telah bersama-sama membenahi kembali wisata BCL agar segera dapat dibuka kembali untuk umum. Harapan nya setelah program KKN ini selesai, pengembangan kembali wisata BCL ini dapat terus berjalan dan menjadikan wisata BCL kembali bersinar. 

Aisyah Faqiha Sabrina, Psikologi, F.Psi 

Nor Basid Adiwibawa Prasetya S.Si, M.Sc, Ph.D 

 


Tuliskan Komentar anda dari account Facebook
chat
chat