Temanggung (07/08/2024) – Pandemi Covid-19 yang melanda dunia telah membawa dampak yang sangat besar terhadap beberapa sektor termasuk industri pariwisata. Banyak destinasi wisata di Indonesia yang mengalami penurunan drastis dalam jumlah kunjungan wisatawan yang juga berdampak pada eksistensi wisata tersebut. Sebagai salah satu destinasi alam yang populer di kawasan Temanggung, Banyu Ciblon Lestari (BCL) menghadapi tantangan besar untuk bangkit kembali pasca pandemi.
Wisata BCL berada di Desa Tlogowero, Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung yang merupakan salah satu tempat wisata alam yang menawarkan keindahan sungai, air terjun, dan pemandangan hijau yang asri. Namun, adanya pembatasan perjalanan dan penurunan aktivitas wisata, kawasan tersebut mengalami penurunan pendapatan dan pemeliharaan lingkungan yang kurang optimal. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis untuk menghidupkan kembali wisata BCL dengan tetap menjaga keberlanjutan lingkungan. Pendekatan tersebut tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan daya tarik wisatawan, tetapi juga untuk memastikan bahwa aktivitas pariwisata yang dilakukan tidak merusak ekosistem dan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat lokal.
Miftahul Choiriyah, salah satu mahasiswa KKN Undip Tim II memberi edukasi mengenai pendekatan lingkungan berkelanjutan dengan tujuan untuk memulihkan dan melestarikan sumber daya alam. Program edukasi lingkungan tersebut dapat dilakukan dengan cara sesi edukasi interaktif meliputi presentasi dan diskusi tentang topik-topik lingkungan dengan narasumber. Pendekatan tersebut juga mencakup pengelolaan limbah yang ramah lingkungan dan penerapan energi terbarukan.
Selain itu, pendekatan lingkungan berkelanjutan juga dilakukan dengan sistem pengelolaan sampah yang efektif yang bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah tang dibuang, meningkatkan efisiensi pengelolaan sampah, dan mendorong keterlibatan komunitas. Pendekatan yang dilakukan juga harus mempertimbangkan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Proses ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi dampak, merancang strategi mitigasi yang efektif, dan melibatkan masyarakat serta pemangku kepentingan sehingga dapat memastikan bahwa pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan dapat tercapai.
Pengelola BCL dan masyarakat Desa Tlogowero menerima dengan baik pendekatan ini dengan tujuan untuk menghidupkan kembali wisata BCL tersebut. Mereka memahami bahwa keberlanjutan tidak hanya berarti menjaga kelestarian alam, tetapi juga membuka peluang ekonomi jangka panjang bagi komunitas lokal.
Adanya pendekatan lingkungan berkelanjutan, wisata BCL tidak hanya akan mampu menarik kembali wisatawan, tetapi juga menjadi model bagi destinasi lain dalam mengembangkan pariwisata yang bertanggung jawab dan berkelanjutan di masa depan. Wisatawan juga dapat menikmati keindahan alam yang terjaga, sementara pengelola dan masyarakat lokal memperoleh pendapatan yang stabil tanpa merusak lingkungan yang menjadi aset utama mereka. Pendekatan tersebut membuka jalan bagi masa depan BCL yang lebih cerah yang mana keberlanjutan dan pertumbuhan ekonomi berjalan seiringan.
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook