Temanggung (29/07/2024) - Sampah organik merupakan jenis sampah yang berasal dari sisa-sisa organisme hidup, seperti sisa makanan, daun, dan ranting. Pada tahun 2023, terdapat 17,4 juta ton timbunan sampah tahunan yang dihasilkan. Data tersebut menunjukkan sebanyak 11,6 juta ton atau 66,47% sampah telah terkelola, sedangkan sebanyak 5,8 juta ton atau 33,53% sampah lainnya tidak terkelola. Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) juga mencatat komposisi sampah yang paling banyak dihasilkan menurut jenis sampah adalah sisa makanan sebanyak 44,1%. Oleh karena itu, pengelolaan sampah termasuk sampah organik menjadi salah satu permasalahan utama yang perlu diselesaikan.
Rumah tangga menjadi salah satu penyumbang terbesar sampah organik. Salah satu pemanfaatan sampah organik yaitu dapat dimanfaatkan sebagai pembuatan ecoenzyme yang bersifat ramah lingkungan dan berperan sebagai cairan multifungsi di pertanian, rumah tangga, dan lingkungan. Masyarakat Desa Tlogowero masih belum mengetahui bahwa sampah organik dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan ecoenzyme yang dapat dimanfaatkan sebagai inovasi ramah lingkungan untuk masa depan yang berkelanjutan.
Program kerja ini ditujukan kepada masyarakat desa terutama para ibu rumah tangga yang berlokasi di Desa Tlogowero, Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung. Pelaksanaan program kerja ini diikuti oleh 35 peserta yang dipandu oleh mahasiswa KKN TIM II UNDIP. Pelaksanaan kegiatan dimulai dengan edukasi berupa pemaparan materi dan pembagian leaflet pengenalan ecoenzyme. Selanjutnya dilakukan sesi tanya jawab mengenai materi pengenalan ecoenzyme. Pada kegiatan diskusi tersebut terdapat beberapa ibu yang aktif bertanya mengenai cara pembuatan ecoenzyme, pengaplikasiannya, dan manfaat dari ecoenzyme tersebut.
Kegiatan diawali dengan pengenalan ecoenzyme yang mana ecoenzyme merupakan cairan hasil fermentasi dari campuran air, gula, dan sampah organik yang mengandung nutrisi dan enzim. Ecoenzyme memanfaatkan aktivitas mikroorganisme guna menguraikan senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana dan berguna.
Manfaat ecoenzyme dapat diaplikasikan dalam pertanian maupun rumah tangga. Ecoenzyme dapat dimanfaatkan sebagai pupuk dan pestisida nabati karena adanya kandungan enzim aktif, asam organik, hara mineral, dan bakteri yang bermanfaat berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan, dan sebagai agen pengendali hama dan penyakit tanaman.
Selain untuk pertanian, ecoenzyme juga berperan bagi lingkungan yang mana selama proses pembuatan ecoenzyme, nantinya akan dihasilkan ozon yang bermanfaat dalam mengurangi karbon dioksida dan logam berat di udara. Ecoenzyme juga berperan dalam rumah tangga dan dapat dimanfaatkan sebagai campuran sabun cuci, pembersih buah dan sayur, obat luka, hand sanitizer, dan pengharum ruangan.
Melalui kegiatan pengenalan ecoenzyme diharapkan dapat diaplikasikan oleh masyarakat Desa Tlogowero. Adanya limbah buah dan sayur juga diharapkan dapat sedikit terminimalisir atau dapat menjadi barang yang bermanfaat salah satunya ecoenzyme ini. Selain itu, adanya program ini warga masyarakat Desa Tlogowero dapat menghemat pengeluaran untuk membeli bahan pembersih komersial, pupuk organik cair, serta pestisida kimia. Terakhir masyarakat juga mampu mengurangi permasalahan lingkungan dengan mendukung program pemerintah yang berkaitan dengan SDGs poin ke-13 yaitu “Penanganan Perubahan Iklim”.
Penulis: Miftahul Chairiyah, Prodi Biologi, FSM, Universitas Diponegoro
Dosen Pembimbing: Nor Basid Adiwibawa Prasetya, S.Si., M.Sc., Ph.D
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook